Sunday, May 2, 2010

Miyamoto Musashi II


Nah, kita kembali membahas tentang Kensei Miyamoto Musashi. ^_^

Setelah mengalahkan hampir seratus orang perguruan Yoshioka, Musashi menghilang selama beberapa waktu untuk memulihkan diri. Beberapa sumber mengaatakan bahwa setelah Musashi meninggalkan Kyoto, Musashi berkelana ke kuil Hozoin di Nara.

Musashi ingin belajar ilmu beladiri khas kuil Hozoin, yakni permainan tombaknya. Dalam karya Eiji Yoshikawa, di kuil ini Musashi berhasil menjatuhkan salah satu dari sembilan pilar pemain tombak Hozoin, Agon. Musashi mengalahkan Agon hanya dalam sekali serang, Agon meninggal. Sementara dalam versi manga karya Takehiko Inoue yang berjudul Vagabond, Musashi Berduel langsung dengan In'ei, ahli tombak Hozoin. Dalam duel ini, Musashi seimbang dengan In'ei. Namun secara psikologi, In'ei merasa bahwa Musashi jauh lebih hebat dari dia jika seandainya Musashi sering mempertaruhkan nyawanya dalam setiap duel.

Setelah mengetahui seni beladiri Hozoin, Musashi kembali berkelana. Dari tahun 1605 sampai 1612, Musashi berkelana ke hampir seluruh wilayah Jepang. Dalam perjalanan ini, Musashi bertemu dengan ahli seni beladiri tongkat, Muso Gonnosuke. Musashi menang dalam duel ini.

Menurut sumber yang ada, Musashi mengalami lebih dari 60 duel dan tidak pernah kalah sekalipun. Musashi juga dikatakan selalu menggunakan pedang kayu dalam duel sungguhan, tidak peduli senjata apa yang digunakan lawannya. Musashi tidak pernah membunuh lawannya dalam setiap pertarungan kecuali kedua pihak sudah setuju. Namun ia tidak pernah segan-segan dalam menyerang lawannya.

Puncak perjalanan Musashi adalah ketika ia bertarung denga rivalnya Sasaki Kojiro, yang biasa dikenal dengan julukan Iblis dari Provinsi Barat. Sasaki terkenal dengan kemampuannya menggunakan pedang yang sangat panjang. Pertarungan mereka ini sangat singkat. Musashi datang terlambat dalam duel ini. Sebagian mengatakan bahwa Musashi datang telat untuk membuat lawannya cemas, ada juga mengatakan bahwa keterlambatan Musashi adalah sebuah strategi untuk penempatan posisi matahari yang mengunggulkan Musashi, ada juga yang mengatakan Musashi telat karena mengikat tali perahu. Dalam duel ini, Musashi menggunakan pedang kayu yang diukir sendiri dari kayuh perahu yang ditumpangi. Musashi berhasil mengalahkan Sasaski dalam sekali serang. Dalam novel karya Eiji Yoshikawa, Musashi tidak membunuh Sasaki dengan alasan dapat bertarung kembali.

Setelah pertarungan ini, Musashi mengikuti perang antara Tokugawa dan Toyotomi tahun 1614-1615. Banyak spekulasi yang mengatakan bahwa dalam perang ini Musashi berada di pihak Toyotomi, namun tidak sedikit pula yang mengatakan bahwa Musashi sebenarnya ada di pihak Tokugawa karena kedekatannya setelah pertarungan dengan Sasaki.

Selain ahli menggunakan pedang, Musashi juga mahir dalam bidang senirupa, ahli dalam mengarang syair, juga dalam senilukis. gambar disamping adalah salah satu karya Musashi yang sangat terkenal. Sebuah lukisan burung pemakan ikan yang sedang menunggu mangsanya.

Pada tahun 1615, Musashi membantu membangun Kastil Akashi. Disini, ia tinggal sementara waktu dan belajar tentang senjata lempar Shuriken. Dalam pelayanannya membangun kastil Akashi, Musashi mengadopsi seorang anak yang dinamai dengan Miyamoto Mikinosuke.

Tahun 1621, Musashi berhasil mengalahkan Miyake Gunbei dan tiga orang lainnya di depan penguasa Himeji. Lalu setelah itu Musashi membantu Himeji dengan membangun sebuah perguruan seni beladiri yang dinamakan dengan Enmei-Ryu yang artinya Sekolah Lingkaran Cahaya Kesempurnaan. Musashi mengajarkan bagaimana menggunakan dua senjata secara bersamaan. Di sebelah kanan menggunakan Katana, dan di sebelah kiri menggunakan Jutte (senjata penahan pedang).

Lalu, pada tahun 1622 Musashi ditawarkan untuk menjadi master beladiri Kendo untuk Shogun, namun ia menolaknya karena Shogun pada saat itu sudah memiliki dua master, yakni Yagyu Munenori dan Tadaaki Jiroemon. Lalu, ia meninggalkan Edo. Dalam perjalannya, ia mengadopsi seorang anak dan diberi nama Miyamoto Iori.

Pada tahun 1626, anaknya Miyamoto Mikinosuke melakukan Seppuku (ritual bunuhdiri) atas sepeninggal tuannya. Di tahun ini juga Miyamoto Iori melayani tuan Provinsi Owari, Daimyo Ogasawara Tadazane.

Enam tahun kemudian, Musashi tinggal di Kastil Kumamoto bersama Daimyo Tadatoshi Hosokawa. Di sini ia juga berduel dengan spesialist tombak yang bernama Takada Matabei.

Pada bulan kedua tahun 1645, Musashi menulis Hyoho Sanju-Go (35 Pelajaran Strategi), dimana tulisan ini diberikan pada Daimyo Hosokawa Tadatoshi. Tulisan ini menjadi dasar dalam bukunya Go Rin no Sho.

Pada tahun 1642, Musashi diketahui menderita penyakit syaraf. Kemudian ia membayangkan bagaimana jadinya masa depannya. Sehingga, pada tahun 1643 Musashi pensiun.

Musashi menyendiri di Gua Reigando dalam masa pensiunnya. Di gua ini Musashi menyelesaikan bukunya Go Rin no Sho pada bulan kedua tahun 1645. Pada hari ke-20 bulan ke-5, Musashi merasakan kematian mendekatinya. Lalu ia memberikan kopian naskah Go Rin no Sho kepada adik Terao Magonojo.

Musashi meninggal di Gua Reigando sekitar tanggal 13 Juni 1645. Banyak spekulasi mengatakan ia meninggal ketika bertarung. Namun dari data yang ada, Musashi meninggal karena kanker paru-paru. Musashi meninggal dengan damai setelah menyelesaikan Dokkodo (Jalan kesendirian). Ini ditulis seminggu sebelum Musashi meninggal.

Sepeninggal Musashi, berbagai legenda tentang dirinya mulai bermunculan. Ada yang mengatakan bahwa ia membunuh kadal raksasa di Echizen, ada yang mengatakan bahwa ia dapat berlari dengan kecepatan super, berjalan di udara maupun di atas air. Tapi, dari semua itu, Musashi dikenal dengan kemampuannya menggunakan pedang, sehingga ia mendapat julukan Kensei (Dewa Pedang).

Anehnya, buku Go Rin no Sho digunakan oleh orang Amerika dalam bidang ekonomi. Di Jepang sendiri, tidak ada orang yang tidak mengetahui kisah tentang Miyamoto Musashi meskipun kisahnya memiliki banyak kontroversial. Meskipun begitu, Musashi dikenal sebagai Samurai yang sangat hebat.

TAMAT

sumber
www.wikipedia.org
Musashi, Yosikawa Eiji
Vagabond, Inoue Takehiko

No comments:

Post a Comment