Friday, June 4, 2010

Pecal Pecel

Medan, KOMPAS.com-Pecel, makanan rakyat berupa sayuran berlumur bumbu kacang tumbuk itu, bisa dijumpai di berbagai pelosok Tanah Air. Mari menikmati pecal Mbak Supiah di Kota Medan, Sumatera Utara, atau pecel pakis Soponyono dari lereng Gunung Muria, Kudus, Jawa Tengah.
Jika Anda pernah menonton film Jaka Sembung yang dibintangi Barry Prima atau Satria Bambu Kuning yang dibintangi Advent Bangun, Warung Pecal Mbak Supiah di Kota Medan mungkin akan mengingatkan Anda pada warung dalam film tersebut—yang biasanya porak-poranda setelah terjadi perkelahian. Sesederhana itu warung Supiah yang berada di Jalan Sei Putih Baru, Kelurahan Babura, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan.
Warung itu beratap anyaman daun nipah kering yang disangga oleh tiang-tiang bambu. Dinding warung juga terbuat dari anyaman nipah. Sungguh mengingatkan pada gubuk dalam dunia persilatan seperti dalam film atau komik itu. Sebagian sisi dinding hanya setinggi satu setengah meter dan menyisakan ruang kosong sampai ke atap. Ini memungkinkan para pelanggan bebas menengok ke jalan sekaligus menikmati semilir angin.
Warung seluas 6 meter x 8 meter itu penuh sesak pada jam makan siang. Jangan khawatir. Anda bisa menikmati pecal di bawah pohon kersen di luar warung.

Jawa-Batak
Nama warung merujuk pada nama pemiliknya, Supiah (43), keturunan Jawa-Batak. Adapun kata ”pecal” itu berasal dari kata pecel yang terpengaruh oleh lafal setempat. Pelafalannya tetap ”pecel”, namun diwarnai dengan aksen Batak.
Soal menu, pembeli bisa memesan pecel plus nasi atau lontong. Keistimewaan bumbu pecel Supiah ada pada meruahnya bumbu. Lontong atau nasi di piring nyaris tenggelam dengan banyaknya bumbu yang disiramkan. Itu masih ditambah dengan daun singkong, kangkung, taoge, daun pepaya, dan kacang panjang rebus plus tahu goreng dan ditutup dengan remahan kerupuk.
”Biar semua terasa seperti pecel, jangan pelit bumbu. Kalau banyak bumbu, rasanya mantap,” kata Supiah.
Bumbu pecel Supiah adalah olahan dari kacang tanah goreng, terasi udang, daun jeruk, asam, kencur, dan gula aren. Semua dihaluskan dengan cobek raksasa berdiameter setengah meter. Cobek berikut ulek dari batu andesit itu didatangkan khusus dari Padang.
Untuk menjaga rasa, secara khusus Supiah memilih bentuk dan kualitas kacang tanah. Kacang tanah itu harus benar-benar sempurna bentuk dan rasanya serta tidak bercampur dengan unsur lain saat digoreng. Resep masakan itu dia warisi dari neneknya, Sarikem, yang berasal dari Banyumas, Jawa Tengah.
Pedasnya pecel bisa dibalas dengan manis dawet cendol. Supiah menyediakan dawet cendol dengan santan dan gula aren yang betul-betul memikat.
Reputasi kelezatan pecel Supiah telah melampaui Medan. Tak jarang warga dari Binjai, Deli Serdang, dan Tebing harus menempuh jarak selama sekitar satu jam untuk sekadar makan siang di Warung Pecal Mbak Supiah. Untuk seporsi nasi pecel, pelanggan cukup membayar Rp 9.000. Dalam sehari, tak kurang dari 1.000 porsi ludes.

No comments:

Post a Comment